PENDAHULUAN
Seorang mahasiswa merupakan pelajar yang mengemban tugas utamanya yaitu belajar. Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang ditempuh dalam rangka mencapai perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Kegiatan belajar akan melibatkan banyak aspek dalam prosesnya, dan yang terpenting adalah aspek yang berkaitan dengan individu pelaksananya sendiri. Artinya, kegiatan belajar membutuhkan perhatian dan keseriusan dari individu yang menjalaninya demi tercapainya tujuan.
Melangkah menuju tujuan belajar membutuhkan komitmen yang kuat, sebab tanpanya ia akan mengantarkan kepada kegagalan, minimalnya adalah tidak maksimalnya proses pencapaian tujuan. Seorang mahasiswa, yang menempuh kegiatan belajar baik secara mandiri maupun formal ia memiliki kewajiban untuk mengerjakan kewajiban-kewajibannya seperti memperhatikan dosen yang menyampaikan materi, berusaha memahami materi, membuat catatan-catatan penting terkait dengan materi dan termasuk ke dalamnya adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Namun, dalam hal tersebut mahasiswa terbagi menjadi dua sikap. Ada mahasiswa yang mampu dan melakukan tugas-tugasnya sebagai pelajar secara maksimal, namun terdapat juga mahasiswa yang bersantai-santai dan menunda-nunda pekerjaannya sebagai pelajar. Hal ini disebut dengan prokrastinasi akademik.
PENGERTIAN PROKRASTINASI AKADEMIK
Berbicara tentang prokrastinasi akademik maka berbicara juga tentang suatu kebiasaan buruk yang banyak menjangkiti para akademisi yang tidak dapat diabaikan. Prokrastinasi akadmeik sendiri dapat dipahami sebagai perilaku siswa dalam kegiatan belajar yang ditandai dengan adanya penundaan-penundaan dalam melakukan kewajiban tugas belajar (Ulum, 2016). Menurut Fauziah (2015) Prokrastinasi merupakan suatu istilah dalam dunia psikologi yang dapat diartikan sebagai buruknya kemampuan individu dalam melakukan manajemen waktu sehingga menyebabkan terbengkalainya atau tertundanya pekerjaan. Biasanya, seseorang yang melakukan prokrastinasi disibukkan dengan kegiatan-kegiatan lainnya diluar kegiatan akademik, seperti bermain, berorganisasi dan perilaku lainnya yang dianggap lebih menyenangkan. Prokrastinasi akademik dapat menyebabkan penurunan efektifitas belajar mahasiswa, bahkan dapat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan jika tidak ditangani secara serius.
PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK
Prokrastinasi akademik tidaklah terjadi tanpa sebab, terdapat beberapa sebab yang menjadi dasar dari terjadinya perilaku merugikan tersebut. Setidaknya terdapapat 3 penyebab dilakukannya perilaku prokrastinasi akademik diantaranya, Pertama, kegagalan individu dalam mengatur waktu. Kedua, tak mampunya individu dalam menetapkan skala prioritas. Ketiga, karakteristik tugas yang dianggap membebani individu (Kartadinata & Tjundjing, 2008).
Selain itu, prokrastinasi akademik juga terjadi disebabkan kegagalan individu dalam menerapkan Self Regulated Learning dalam kehidupannya (LaForge, 2005). Self Regulated Learning merupakan suatu strategi dalam belajar yang ditetapkan oleh setiap individu dalam proses belajarnya melibatkan kemampuan manajerial dalam dirinya untuk kemudian diarahkan kepada tujuan.
CARA MEREDUKSI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK
Prokrastinasi akademik telah menjadi masalah yang menyebabkan turunnya produktifitas dan berkurangnya keefektifan dalam belajar dikalangan pelajar. Karenanya, hal utama yang perlu disadari adalah optimalisasi peran guru, dalam hal ini adalah guru BK yang memiliki tugas langsung dan spesifik dalam penanganan permasalahan-permasalahan dalam proses belajar. Perlu sekiranya guru BK menyadari tentang realitas terkait dengan prokrastinasi sehingga guru BK dapat memaksimalkan perannya dalam memberikan bantuan dan intervensi dalam rangka mencapai tujuan perubahan (Kusumawide, dkk, 2019). Diantara yang dapat dilakukan oleh guru BK dalam mereduksi perilaku prokrastinasi akademik siswa adalah dengan menggunakan pendekatan konseling Solution Focused Brief Counseling (SFBC) (Munawaroh, dkk,2017).
Pendekatan konseling SFBC dilakukan untuk memantik konseli dalam menemukan solusi atas masalah prokrastinasi yang sedang dihadapinya. Dengan kata lain, dalam prosesnya konseling dengan pendekatan ini berfokus kepada pencarian solusi atas masalah, bukan penggalian sumber masalah. Karenya itulah, pendekatan ini juga dapat disebut dengan pendekatan yang berfokus kepada masa sekarang dan hari esok, bukan sebaliknya yang membedakan pendekatan ini dengan pendekatan tradisional (Rusandi & Rachman, 2014)
Daftar Pustaka:
Fauziah, H. H. (2015). Fakor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi uin sunan gunung djati bandung. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 123-132.
Kartadinata, I., & Sia, T. (2008). I love you tomorrow: Prokrastinasi akademik dan manajemen waktu. Anima Indonesian Psychological Journal, 23(2), 109-119.
Kusumawide, K. T., Saputra, W. N., Alhadi, S., & Prasetiawan, H. (2019). Keefektifan Solution Focused Brief Counseling (SFBC) untuk menurunkan perilaku prokrastinasi akademik siswa. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 9(2), 89-102.
LaForge, M. (2005). Applying explanatory style to academic procrastination. Journal of academy of business education, 6, 1-7.
Munawaroh, M. L., Alhadi, S., & Saputra, W. N. E. (2017). Tingkat prokrastinasi akademik siswa sekolah menengah pertama muhammadiyah 9 Yogyakarta. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(1), 26-31.
Rusandi, M. A., & Rachman, A. (2014). Efektifitas konseling singkat berfokus solusi (Solution Focused Brief Therapy) untuk meningkatkan self esteem mahasiswa program studi bimbingan konseling FKIP Unlam Banjarmasin. AL’ULUM, 62(4)
Ulum, M. I. (2016). Strategi self-regulated learning untuk menurunkan tingkat prokrastinasi akademik siswa. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2), 153-170.